Menurut saya Operant Conditioning adalah belajar
penguatan/konsekuensi dari perilaku yang dimunculkan. Sehingga Thorndike
mengemukakan teori “Law Effect” dalam belajar operant ini. Adapun law effect
adalah ketika perilaku yang menghasilkan hasil positif akan diperkuat
(dipertahan-kan). Namun bila perilaku yang menghasilkan hasil negatif akan
diperlemah (dihilangkan).
Dalam Operant
Conditioning, terdapat istilah positive dan negative reinforcement serta
punishment, sebagai cara yang tepat untuk diberikan kepada individu agar dapat
mengulangi bahkan menghilangkan perilaku yang telah dibuat.
Berdasarkan
penjelasan diatas, terdapat beberapa kasus dalam kehidupan saya yang dapat
dipertahankan atau dihilangkan perilakunya dan merupakan bentuk belajar
operant, yaitu :
1. Ketika saya berusia delapan tahun, saya mendapatkan nilai yang sangat
bagus, sehingga saya menjadi juara kelas (Ranking 1). Dan saya berusaha untuk
mempertahankan posisi saya sebagai juara kelas pada saat itu.
2. Ketika saya menduduki tingkat 6 SD, saya merasakan bahwa saya tidak
memiliki keahlian dalam berbahasa Inggris seperti teman-teman saya yang lain.
Namun, ketika saya mulai menginjak tahun pertama SMP, saya merasakan sedikit
peningkatan dalam proses saya berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris yang
sederhana.
3. Ketika saya masih berada di bangku sekolah, 3 SMA, suatu waktu saya lupa
membawa buku mata pelajaran Biologi. Namun, pada pertemuan berikutnya, saya
selalu membawa buku mata pelajaran biologi.
Dari 3 kasus yang saya temukan, terbersit
pertanyaan, mengapa saya bisa merubah bahkan mempertahankan perilaku saya?
Pembahasan
Untuk kasus pertama :
Dalam kasus ini, saya diberikan reinforcement positif untuk dapat
mengulangi perilaku saya. Reinforcement positif merupakan penguatan yang
diberikan agar perilaku dapat terus dilakukan atau dipertahankan. Pada kasus
ini, Reinforcement positif adalah kesempatan untuk bermain-main di Taman Ria
dengan menunjukkan Hasil Rapport saya (menunjukkan Ranking 1,2 dan 3) secara
gratis.
Hasilnya :
Saya belajar terus bersungguh-sungguh agar saya dapat mempertahankan juara
saya dan serta-merta dapat bermain-main di Taman Ria (pada saat itu) secara
gratis.
Untuk kasus kedua :
Dalam kasus ini, saya diberikan reinforcement negatif (oleh guru saya)
untuk dapat mengurangi atau mengubah perilaku saya. Reinforcement negatif
merupakan penguatan yang diberikan agar perilaku dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan. Pada kasus ini, Reinforcement negatif merupakan bentuk
penganak-tirian dari Guru SD saya karena saya tidak dapat berbahasa Inggris
dengan baik, seperti teman-teman kebanyakan.
Hasilnya :
Ketika saya duduk di bangku SMP, saya mulai belajar dengan baik (bahsa
Inggris khususnya) agar saya tidak dianak-tirikan oleh Guru saya. Sehingga saya
mengalami peningkatan dalam bidang Bahasa Inggris ketika saya SMP.
Untuk kasus ketiga :
Saya tidak membawa buku Biologi → Saya tidak diizinkan berada di dalam kelas
Dalam kasus ini, saya diberikan punishment (hukuman) untuk dapat
menghilangkan perilaku saya. punishment merupakan hukuman yang diberikan dengan
maksud untuk menghilangkan/memus-nahkan sebuah perilaku. Pada kasus ini,
punishment merupakan sikap guru saya yang tidak mengizinkan saya masuk ke dalam
kelas karena saya tidak membawa buku biologi
Hasilnya :
Pada pertemuan berikutnya, saya akan selalu membawa buku Biologi dan tidak
pernah ketinggalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar