Senin, 30 April 2012

Pendidikan dan Teknologi



Pada postingan kali ini, kami akan membahas tentang Pendidikan dan Teknologi.Pertama, kami akan menjelaskan persinggungan di antara kedua hal tersebut. Menurut kami, persinggungan tersebut terjadi pada saat teknologi membantu untuk menunjang pendidikan.Contohnya adalah ketika guru ingin menggambarkan tentang suatu hal pembelajaran, maka teknologilah yang membantu agar murid-murid dapat mengeksplorasi dan interaktif terhadap materi pembelajarannya, serta memperluas wawasan mereka. Peran teknologi juga dirasakan dalam pendidikan informal, dimana masyarakat dapat mengakses informasi dimanapun dan darimanapun.Kedua, kami akan membahas perbandingan standar murid untuk berteknologi dalam teori dan kenyataannya khususnya di Medan.Pra-TK - Grade Dua  Pada kehidupan sehari-hari, umunya anak di Medan pada periode ini telah :
1.      Sudah mampu menggunakan alat input dan output pada komputer namun merupakan kombinasi pengajaran dari lingkungan keluarga juga.
2.      Menggunakan sumber daya multimedia untuk pembelajaran, salah satunya adalah Edu Games yang merupakan software untuk belajar sambil bermain.
3.      Anak-anak juga dibantu dan bekerja sama dengan teman dan anggota keluarganya dalam menggunakan teknologi.
4.      Pada beberapa sekolah, guru sudah menerapkan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Misalnya dengan menampilkan video untuk memperdalam pemahaman anak.
Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan standar untuk murid yang melek teknologi di Medan semakin baik dan hampir sesuai dengan harapan dan standar.Ketiga, kami akan membahas mengenai Ubiquitous Computing, yaitu teknologi yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan daripada distribusi personal. Ciri-cirinya adalah:1.                  memungkinkan user bersifat dinamis
2.                  perangkat teknologi bersifat portabel, kecil, dan murah
3.                  menjadi latar belakang kehidupan manusia
Ubiquitous Computing adalah kebalikan dari realitas virtual dimana memaksa komputer untuk eksis di dunia manusia. Contohnya ketika kita ingin bermain piano. Sebelum era ini, kita harus berhadapan langsung dengan piano tersebut. Tapi, sekarang kita bisa langsung memainkannya dengan cara meng-install program tersebut langsung di perangkat teknologi kita. Sehingga kita bisa memainkannya dimana saja dan kapan saja.
Perangkat komputer pada era ini sangat menunjang pendidikan karena dapat membantu murid untuk mengerjakan tugas dan dapat dibawa pulang dimana mereka bisa bekerja sama dengan teman lain tanpa dibatasi jarak.

Sekian dari kami. Terima kasih! :)


Rabu, 11 April 2012

Refleksi Inteligensi dalam Kehidupan Sehari-hari



          Dalam inteligensi terdapat pandangan yang dikemukakan oleh Cattell yaitu Fluid Intelligence dan Crystal Intelligence. Mengenai kedua pandangan inteligensi yang dikemukakan Cattell ini adalah mengenai bagaimana inteligensi dapat berubah seiring bertambahnya usia.
1.    Fluid Intelligence
Merupakan kemampuan untuk belajar strategi baru dalam memecahkan masalah yang baru pula. Dalam contoh kasus Fluid Intelligence adalah saya sebagai seorang remaja yang serba-ingin-up-to-date, mencoba suatu hal yang baru. Ketika itu terdapat fenomena yang sedang trend di kalangan anak muda, yaitu penggunaan jejaring sosial melalui internet, yaitu twitter. Saya mencoba untuk membuat twitter dengan mengikuti instruksi yang diberikan. Tanpa saya sadari, dalam waktu 5 menit, saya dapat menghasilkan sebuah account twitter. Saya belum pernah membuat twitter sebelumnya dan itu merupakan bentuk pemecahan masalah baru dengan strategi baru (karena belum pernah memakai sebelumnya) pula.
2.    Crystall Inteligence
Merupakan kemampuan untuk menggunakan kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah yang mirip dengan masalah yang pernah dihadapi sebelumnya. Kasus ini biasa ditemui ketika kita sudah beranjak memasuki masa kedewasaan akhir. Kakek saya (berumur 60 tahun) pada suatu saat hendak menngunakan laptop. Pada saat sebelum laptop beredar di pasaran, bahkan komputer masih sangat minim, kakek saya apabila hendak mengetik menggunakan mesin tik. Seperti yang kita ketahui, ketika kita hendak menekan huruf yang kita inginkan untuk diketik, harus ditekan sekuat tenaga, agar hurufnya dapat terbaca jelas. Sedangkan laptop tidak perlu begitu, cukup ditekan sekenanya saja. Namun, kakek saya menggunakan laptop tersebut layaknya mesin tik. Karena dia beranggapan bahwa laptop memiliki fungsi yang sama dengan mesin tik, namun pemanfaatannya saja yang berbeda. Dalam kasus ini, inteligensi pada kakek saya sudah mengkristal, sehingga dia tidak mudah untuk mempelajari metode baru dalam penggunaan laptop tersebut.

Senin, 09 April 2012

Psikologi Sekolah




1.      Kedudukan psikologi sekolah dalam ilmu psikologi

Bidang psikologi sekolah terkait dengan dan psikologi klinis. Psikologi sekolah sebenarnya berasal dari psikologi funsional. Psikolog sekolah tertarik terhadap  perilaku anak-anak, proses belajar dan disfungsi dalam kehidupan ataupun disfungsi otak. Mereka ingin memahami penyebab perilaku dan pengaruh prilaku  terhadap belajar. Psikologi sekolah juga merupakan contoh paling awal dari psikologi klinis, dimulai sekitar 1890. Walaupun psikolog klinis dan psikolog sekolah memiliki tujuan yang sama yaitu sama-sama ingin membantu meningkatkan kehidupan anak-anak, terdapat pendekatan yang berbeda. Psikolog sekolah lebih memperhatikan   pembelajaran sekolah dan masalah perilaku anak, sedangkan psikolog klinis lebih berfokus pada kesehatan mental.

2.      Perbedaan Psikologi Pendidikan dan Psikologi sekolah

Tidak terdapat begitu banyak perbedaan yang signifikan antara psikolog pendidikan dengan psikolog sekolah, karena keduanya bergerak di dalam dunia belajar-mengajar dan memiliki satu tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Berikut beberapa perbedaannya dari berbagai segi:

a.       Defenisi

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan gabungan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori yang ada dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan.
Psikolog pendidikan memiliki andil dalam merancang kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak dan berperan untuk senantiasa memonitor perilaku anak didik di lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat melalui komunikasi dua arah dengan orang tua anak.

Psikologi sekolah adalah bidang psikologi yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi klinis dan psikologi pendidikan untuk diagnosis dan penanganan masalah perilaku dan belajar pada anak-anak dan remaja di sekolah.
Psikolog sekolah harus peka dan dapat membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan internal yang dapat menghambat proses belajar dan pencapai prestasi siswa serta  dapat menjadi partner bagi guru BK (bimbingan karir), yang notabene dituntut lebih aktif tampil di depan kelas untuk membimbing siswa dalam proses pengembangan diri dan karir. melakukan diagnostik dalam arti luas, pelaksanaan tes; melakukan wawancara dengan siswa,guru, orangtua dan orang lain yang terlibat dan mempengaruhi pendidikan siswa; observasi dilingkungan sekolah; serta mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.

Sederhananya, psikolog pendidikan lebih diidentifikasi sebagai teoris dan peneliti, sedangkan psikolog sekolah lebih diidentifikasi sebagai praktisi di sekolah.

b.      Tujuan

Psikologi pendidikan berupaya untuk memahami aspek dasar pembelajaran manusia dan mengembangkan bahan dan strategi untuk meningkatkan proses pembelajaran, sedangkan,
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.

c.       Tugas dan Peran

Ø   Psikolog Pendidikan :
·       mengamati dan berkonsultasi dengan multi-lembaga untuk memberikan saran tentang pendekatan terbaik dan ketentuan yang dapat mendukung pembelajaran dan pengembangan;
·       mengembangkan dan mendukung program pengelolaan terapi dan perilaku;
·       merancang dan mengembangkan kursus untuk orang tua, guru dan lain-lain yang terlibat dengan pendidikan anak-anak dan remaja;

Ø   Psikolog Sekolah :
·       Berkonsultasi dengan guru, orang tua, administrator, dan masyarakat penyedia kesehatan mental tentang belajar, sosial, dan masalah perilaku;
·       Terlibat dalam kegiatan sekolah dalam aktivitas menyehatkan;
·       Membantu pendidik dalam membuat suasana kelas dan lingkungan sekolah yang aman, sehat dan tenang;
3.      Fungsi sekolah sebagai agen perubahan

Lembaga Pendidikan seperti sekolah adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya.

Oleh karena itu sekolah bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Melalui sekolah, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial atau agen perubahan di masyarakat.

4.      Metode Pengajaran  Dalam Sekolah

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Dalam pengertian lain metode adalah teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.
Mengajar sebagai bagian penting dari upaya mencapai tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari hakikat pendidikan itu sendiri sebagai suatu bentuk usaha untuk memanusiakan manusia. Jika dihubungkan dengan  Pengertian Pendidikan   diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa sehingga alam lingkungan sekolah dimaksudkan sebagai lembaga untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang ditegaskan dalam UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Siswa sebagai sasaran pembelajaran, dituntut untuk meningkatkan kemampuan belajarnya sehingga dapat memiliki hasil belajar yang baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, maka salah satu komponen yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan metode mengajar yang tepat agar siswa dapat menguasai dan memahami konsep-konsep materi pembelajaran dan keterampilan.
Metode mengajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting oleh guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan menggunakan metode mengajar yang tepat diharapkan siswa dapat memahami secara optimal materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Menurut Djayadisastra (1985:13) mengemukakan bahwa “berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang dipergunakan oleh guru”.
Beberapa jenis metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara lain: metode ceramah, resitasi, tanya jawab, diskusi dan sebagainya. Namun metode ceramah lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada siswa, sehingga guru tidak mampu untuk mengontrol sejauhmana siswa telah memahami uraian pelajaran yang telah diberikan oleh guru, karena ketenangan atau kediaman siswa dalam mendengarkan pelajaran belum pasti bahwa siswa telah memahami uraian dari pelajaran yang diberikan oleh guru. Selain itu metode ceramah yang selalu digunakan dan terlalu lama dapat menimbulkan kejenuhan dan kebosanan bagi siswa, sehingga proses pembelajaran tidak berlangsung secara efisien dan tujuan pembelajaran tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Winarno yang dikutip oleh Suryosubroto (2002:148) metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisinya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada siswa di sekolah.

5.      Permasalahan Siswa di Sekolah

Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.

1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.

2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.

3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuaiyangdilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikansesuatutanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).

4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perilaku anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.

5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.
6.         Peran dan Fungsi Psikolog Sekolah

Dalam bidang pendidikan peran psikologi atau psikolog khususnya lebih ditujukan untuk mengentasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam hal belajar baik dirumah ataupun disekolah, tetapi bagi sekolah menengah pertama ini lebih kepada bagian Bimbingan dan Konseling Siswa yang bertugas membimbing siswa-siswa yang bermasalah agar tidak berdampak pada psoses belajar mereka. Kemudian juga dapat meningkatkan motivasi belajar dari para siswa agar hasil belajar siswa meningkat. Dan mengupayakan sekecil mungkin menekan berbagai masalah yang dihadapi siswa yang berhubungan dengan proses belajar.
Kemudian psikodiagnostik sendiri dapat berperan dalam melakukan serangkaian Tes Intelegensi atau Pemeriksaan Psikologis bagi para siswa untuk penentuan jurusan bagi siswa SMP kelas 3 yang sesuai dengan minat dan bakat mereka nantinya setelah mereka memasuki Sekolah Menengah Umum ataupun Kejuruan.
Pelaksanaan psikologi dalam hal diagnostik di sekolah:
·       Pelaksanaan tes 
Dalam hal ini, tes yang dilakukan dapat berupa Tes IQ, psychotest ataupun tes minat dan bakat siswa.
·       Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa. 
Anak diharapkan dalam keadaan senyaman mungkin, sehingga pertanyaan yang diajukan oleh psikolog sekolah dapat dijawab dengan sebenar-benarnya dan mencapai ke-validitas-an data.
·       Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya 
Psikolog mengamati secara langsung kegiatan sehari-hari siswa. Sehingga psikolog dapat secara langsung menarik kesimpulan dari pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh si anak.
·       Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.
Psikolog mengumpulkan seluruh hasil belajar siswa baik dari segi kognitif, konatif dan psikomotor.
            Dengan memaparkan beberapa hal diatas yang dilakukan oleh para psikolog sekolah terhadap peserta didik, dapat kita tarik kesimpulan bahwa psikolog sekolah berperan aktif  dalam mengembangkan kemampuan anak, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Psikolog sekolah dapat memberikan apresiasi terhadap peserta didik yang mengalami progress dalam hal studi maupun olahraga ataupun memberikan motivasi kepada peserta didik yang dianggap menurun kualitas akademiknya.

7.      Hal-hal yang Berkaitan dalam Kaitannya dalam Layanan Psikolog sekolah
Program Integratif
Program ini ditujukan untuk sekolah berupa paket lengkap Layanan Konsultansi Psikolog  Sekolah berupa program asesmen, konseling, seminar dan pelatihan lengkap untuk siswa, guru dan orangtua selama 2 tahun berturut-turut. Program ini  dapat disesuaikan dengan jenjang sekolah (TK-SD-SMP-SMA) dan jumlah siswa yang ada di tiap sekolah.  Pembayaran untuk program ini dapat dilakukan dalam dua termin (setahun sekali). Program Integratif ini terdiri dari Tiga Paket.

[Paket Jenius]

·       Terdiri atas layanan:                                                    
·       Psikotes siswa Semi Individual/ Klasikal (2x/2thn)
·       Psikotes siswa Individual (2x/2thn), 
·       Konseling Siswa (8/2thn),
·       Pelatihan Guru (2x/2thn),
·       Konseling Guru (4x/2thn),
·       Seminar Parenting Skills Untuk orangtua (2x/2thn)
·       Pengarsipan Psychological Record siswa dan Guru (1 berkas/org)

 [Paket Superior]

·       Psikotes Semi Individual  (2x/2thn)                                                       
·       Psikotes Individual Pemetaan (2x/2thn)
·       Konseling siswa (8x/2thn)
·       Outbound Training untuk siswa (2x/2thn)
·       Psikotes Klasikal Guru (1x/2thn)
·       Konseling Guru (4x/2thn)
·       Team Building dan Pelatihan Guru (1x/2thn)    
·       Parenting Skills Untuk orangtua (2x/2thn)
·       Pengarsipan Psychological Record siswa dan Guru (1 berkas/org)

 [Paket Gifted]
                                                           
Paket Bebas Pilih layanan Psikologi selama dua tahun dengan minimal 3 program layanan/ 2 tahun, dengan harga paket yang lebih menguntungkan.

8. Perbedaan Antara Psikolog Sekolah, Psikolog Pendidikan, dan Guru BK

No.
Aspek perbandingan
Psikolog Pendidikan
Guru BK/BP
Psikolog Sekolah
1.
Jenjang pendidikan
Sarjana psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi (berhak membuka praktek)
Minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP)
Sarjana psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi (berhak membuka praktek)
3.
Tugas
membantu sekolah secara keseluruhan, sehingga menjadi lebih efektif dalam mendukung kebutuhan khusus dari murid dalam pendidikan, mengembangkan prosedur perilaku yang efektif, dan mengembangkan kebijakan lebih efektif dalam rangka meningkatkan kinerja   dan kualitas sekolah
menempati bidang pembimbingan siswa   dalam keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan, yaitu pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah
berperan dalam pengaturan kelas yang berhubungan dengan psikologis siswa juga guru. Psikolog sekolah juga bisa memberikan penilaian intelegensia guru, inovasi guru, dalam mengajar, dan lain sebagainya.
5.
Efek terhadap anak didik
meningkatkan atau mengembangkan kehidupan anak secara positif
mengembangkan hal-hal yang terdapat dalam diri anak didik secara optimal agar dapat mengoptimalkan potensinya bagi dirinya sendiri, lingkungan, dan masyarakat umum
memantau bagaimana prestasi siswa, kelakuan, dan motivasi siswanya
                        




Kamis, 05 April 2012

Pendidikan Anak Usia TK dalam Mempengaruhi Perkembangan Fisik, Kognitif, Sosial dan Emosional Anak




Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembanganjasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan danperkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
§  Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
§  Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
§  Infant (0-1 tahun)
§  Toddler (2-3 tahun)
§  Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)

A. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)
Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
§  TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
§  TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
Umur rata-rata minimal kanak-kanak mula dapat belajar di sebuah taman kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah lainnya yang sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di atasnya, yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat.
Pembelajaran di TK
Di TK, siswa diberi kesempatan untuk belajar dan diberikan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan usia pada tiap-tiap tingkatannya. Siswa diajarkan mengenai hal-ihwal berikut ini:
1.    Agama,
2.    Budi bahasa,
3.    Berhitung,
4.    Membaca (mengenal aksara dan ejaan),
5.    Bernyanyi,
6.    Bersosialisasi dalam lingkungan keluarga dan teman-teman sepermainannya, dan
7.    Berbagai macam keterampilan lainnya.
Tujuan TK adalah meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacunya untuk belajar mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni, dan kemandirian. Semua dirancang sebagai upaya mengembangkan daya pikir dan peranan anak dalam hidupnya. kegiatan belajar ini dikemas dalam model belajar sambil bermain.
Pentingnya Pendidikan Anak Usia TK dalam bidang Fisik, Kognitif, Sosial dan Emosional
Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun,8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.
Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.
Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.
Selanjutnya menurut Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini.
 Sumber
id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
id.wikipedia.org/wiki/Taman_kanak-kanak