Dalam sebuah
role playing mengenai pendidikan andragogi dan paedagogi, dikisahkan sebuah
keluarga yang terdiri atas ibu dan dua orang anak. Dimana, si kakak yang sudah
mulai beranjak dewasa dan menginjak bangku kuliah. Sedangkan sang adik yang
masih kanak-kanak dan masih duduk di sekolah dasar.
Pada suatu
waktu, sang ibu membutuhkan bantuan si kakak untuk membeli kebutuhan rumah.
Berikut percakapan Ibu dengan kakak melalui telepon seluler.
Ibu
: “Halo, kakak dimana? Masih kuliah gak? Mama mau minta tolong nih.”
Kakak : “Udah
mau pulang sih ma. Emangnya mama mau minta tolong apa?”
Ibu
: “Tolong beliin deterjen biasa mama pake, dan di tempat biasa mama
beli! Bisa kan, kak?”
Kakak: “Yaudah
ma, ntar kakak pulang bawain pesenan mam.”
Ibu
: “Makasih ya kak, hati-hati dijalan”
Di
kesempatan yang sama, ketika Ibu selesai berbicara dengan kakak, ia memanggil
adik yang sedang bermain dengan mainannya.
Ibu
: “Deek.... Lagi ngapain? Mama boleh minta tolong gak?”
Adek : “Adek
lagi main-main ini ma, emangnya mama mau minta tolong apa?“
Ibu
: “Mama mau minta tolong, tolong beliin gorengan di tempat wak solihin.
Rumahnya gak jauh kok dari persimpangan gang rumah kita. Adek tau kan rumahnya
Oom Karim, nah rumah wak Solihinnya pas di sebelah rumah Oom Karim”
Adek :
(ngangguk-ngangguk ngerti)
Ibu
: “Nah ini, mama kasih catatan apa-apa aja yang harus adek beli. Kalo udah
sampe di tempat wak Solihin, adek kasihkan aja catatan ini ya! Sekalian ini
uangnya ya sayang.”
Adek : “Oke ma.
Adek pegi dulu ya. Assalammu’alaikum.”
Ibu
: “Wa’alaikumsalam”
Tidak lama
beberapa saat, sang kakak sudah kembali dari kampus dan membawakan pesanan sang
ibu. Disusul dengan kedatangan adik yang ngos-ngosan pulang dari rumah wak
solihin
Adik : “Ma... tadi... adek...
(tarik nafas panjang) udah kerumahnya wak solihin, tapi gorengannya gak ada.
Jadinya adek pulang aja lah.”
Ibu : “Yaudah deh
gapapa”
Dari permainan
peran yang ditampilkan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa si kakak sudah
mengalami proses belajar dengan andragogi. Dimana, si kakak sudah dapat
menerima informasi yang diberikan ibu dengan baik serta menjalankan informasi
tersebut berdasarkan pengalaman yang sudah dialaminya. Maksudnya disini, ketika
si ibu meminta tolong untuk membelikan deterjen (tanpa memberitahukan
brand-nya), si kakak sudah mengerti dan mencari deterjen tersebut sampai dapat.
Hal ini terjadi karena si kakak sudah sering melakukan hal tersebut, sehingga
ia memiliki pengalaman dalam membeli deterjen.
Berbeda dengan
sang adik yang lebih pasif dalam menerima informasi yang diberikan si ibu. Adik
masih bersifat ‘dicekokin’ dan sebagai objek pembelajaran. Disini, adik belum
memiliki inisiatif yang cukup, ketika ditemui keadaan bahwa gorengan di tempat
wak solihin sudah habis. Adik tidak mau mencari gorengan selain di tempat wak
solihin. Ditambah, ketika adik hendak pergi ke rumah wak solihin, ibu harus
memberikan catatan apa saja yang perlu dibeli si adik. Disini, adik dikontrol
perilaku dan keinginannya oleh sang ibu, dikarenakan adik dianggap belum tau
apa yang sebenarnya gorengan yang diinginkannya. Maka terlihatlah si adik
mengalami proses belajar paedagogi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar