Kamis, 21 Juni 2012

SIMULASI PAEDAGOGI DAN ANDRAGOGI



Dalam sebuah role playing mengenai pendidikan andragogi dan paedagogi, dikisahkan sebuah keluarga yang terdiri atas ibu dan dua orang anak. Dimana, si kakak yang sudah mulai beranjak dewasa dan menginjak bangku kuliah. Sedangkan sang adik yang masih kanak-kanak dan masih duduk di sekolah dasar.
Pada suatu waktu, sang ibu membutuhkan bantuan si kakak untuk membeli kebutuhan rumah. Berikut percakapan Ibu dengan kakak melalui telepon seluler.
Ibu     : “Halo, kakak dimana? Masih kuliah gak? Mama mau minta tolong nih.”
Kakak : “Udah mau pulang sih ma. Emangnya mama mau minta tolong apa?”
Ibu     : “Tolong beliin deterjen biasa mama pake, dan di tempat biasa mama beli! Bisa kan, kak?”
Kakak: “Yaudah ma, ntar kakak pulang bawain pesenan mam.”
Ibu    : “Makasih ya kak, hati-hati dijalan”
Di kesempatan yang sama, ketika Ibu selesai berbicara dengan kakak, ia memanggil adik yang sedang bermain dengan mainannya.
Ibu    : “Deek.... Lagi ngapain? Mama boleh minta tolong gak?”
Adek : “Adek lagi main-main ini ma, emangnya mama mau minta tolong apa?“
Ibu    : “Mama mau minta tolong, tolong beliin gorengan di tempat wak solihin. Rumahnya gak jauh kok dari persimpangan gang rumah kita. Adek tau kan rumahnya Oom Karim, nah rumah wak Solihinnya pas di sebelah rumah Oom Karim”
Adek : (ngangguk-ngangguk ngerti)
Ibu    : “Nah ini, mama kasih catatan apa-apa aja yang harus adek beli. Kalo udah sampe di tempat wak Solihin, adek kasihkan aja catatan ini ya! Sekalian ini uangnya ya sayang.”
Adek : “Oke ma. Adek pegi dulu ya. Assalammu’alaikum.”
Ibu    : “Wa’alaikumsalam”
Tidak lama beberapa saat, sang kakak sudah kembali dari kampus dan membawakan pesanan sang ibu. Disusul dengan kedatangan adik yang ngos-ngosan pulang dari rumah wak solihin
Adik  : “Ma... tadi... adek... (tarik nafas panjang) udah kerumahnya wak solihin, tapi gorengannya gak ada. Jadinya adek pulang aja lah.”
Ibu    : “Yaudah deh gapapa”
Dari permainan peran yang ditampilkan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa si kakak sudah mengalami proses belajar dengan andragogi. Dimana, si kakak sudah dapat menerima informasi yang diberikan ibu dengan baik serta menjalankan informasi tersebut berdasarkan pengalaman yang sudah dialaminya. Maksudnya disini, ketika si ibu meminta tolong untuk membelikan deterjen (tanpa memberitahukan brand-nya), si kakak sudah mengerti dan mencari deterjen tersebut sampai dapat. Hal ini terjadi karena si kakak sudah sering melakukan hal tersebut, sehingga ia memiliki pengalaman dalam membeli deterjen.
Berbeda dengan sang adik yang lebih pasif dalam menerima informasi yang diberikan si ibu. Adik masih bersifat ‘dicekokin’ dan sebagai objek pembelajaran. Disini, adik belum memiliki inisiatif yang cukup, ketika ditemui keadaan bahwa gorengan di tempat wak solihin sudah habis. Adik tidak mau mencari gorengan selain di tempat wak solihin. Ditambah, ketika adik hendak pergi ke rumah wak solihin, ibu harus memberikan catatan apa saja yang perlu dibeli si adik. Disini, adik dikontrol perilaku dan keinginannya oleh sang ibu, dikarenakan adik dianggap belum tau apa yang sebenarnya gorengan yang diinginkannya. Maka terlihatlah si adik mengalami proses belajar paedagogi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar