Selasa, 05 Juni 2012

Contoh Kasus Diri Stress dan Kesehatan



Pada kesempatan kali ini, saya akan membagi kisah mengenai ‘ineffective coping’ dalam stress yang sering saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut bagian-bagian dari ineffective coping:
·         Withdrawal:
Merupakan pola tingkah laku dalam menghadapi stress dimana kita berusaha kabur dari stress ataupun masalah yang kita hadapi, bukan menyelesaikan dan mencari solusi yang tepat agar masalah dan stress kita terhapus.
·         Agression:
Merupakan pola tingkah laku dalam menghadapi stress dimana kita melampiaskannya dalam bentuk amarah atau kekerasan. Hal ini bukannya malah menyelesaikan masalah, tapi makin membuat masalah baru pada orang-orang yang telah menjadi pelampiasan amarah orang yang mengalami stress.
·         Self-medication:
Merupakan pola tingkah laku dalam menghadapi stress dimana kita menggunakan obat-obatan dan zat adiktif dalam menyelesaikan stress yang dihadapi. Penggunaan marijuana, heroin, shabu, morfin dan obat-obatan terlarang lain. Dari pengakuan orang-orang yang memakai teknik ini dalam menyelesaikan masalah dan stress, mereka akan mengalami ketenangan dan kedamaian ketika menggunakan zat adiktif ataupun alkohol. Namun sebenarnya itu hanya sementara. Karena ketika mereka menggunakannya secara terus menerus, malah akan menyebabkan kematian.
·         Defense mechanism:
Berdasarkan freud, ini merupakan strategi yang tidak realistis yang digunakan ego untuk menghentikan tensi.

            Nah, dari 4 ineffective coping diatas, saya adalah orang yang sering memakai tipe withdrawal dan setelahnya agression. Jadi pada saat itu, saya sudah berjanji dengan abang saya, bahwa kami akan berangkat kuliah bareng. Ketika ia sedang mandi, handphonenya berdering. Refleks saya mengangkatnya dan menggedor pintu kamar mandi untuk memberitahukan kepadanya bahwa ada yang nelpon. Namun dia malah marah-marah dan mengatakan bahwa kalo handphone itu privasi. Saya sadar saya salah (sekarang), namun pada saat itu saya malah kabur dan pergi deluan naik angkot. Dan yang gak enaknya, hubungan kami setelah kejadian itu jadi dingin. Hingga akhirnya kami sadar bahwa kami adalah kakak-adik yang saling menyayangi dan hubungan kami berlanjut seperti sediakala.
            Agresi ini saya lakukan terhadap orang di dekat saya ketika saya merasa lelah, capek, stress memuncak dan berada dalam tekanan. Saya akan marah pada mereka namun pada akhirnya saya malah akan menyesal dengan kelakuan saya karena telah marah-marah gak jelas, yang sialnya agresi ini tidak mengurangi tingkat stress saya L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar