Pada kesempatan
kali ini, saya akan membagi kisah mengenai ‘ineffective coping’ dalam stress
yang sering saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut bagian-bagian
dari ineffective coping:
· Withdrawal:
Merupakan pola
tingkah laku dalam menghadapi stress dimana kita berusaha kabur dari stress
ataupun masalah yang kita hadapi, bukan menyelesaikan dan mencari solusi yang
tepat agar masalah dan stress kita terhapus.
· Agression:
Merupakan
pola tingkah laku dalam menghadapi stress dimana kita melampiaskannya dalam
bentuk amarah atau kekerasan. Hal ini bukannya malah menyelesaikan masalah,
tapi makin membuat masalah baru pada orang-orang yang telah menjadi pelampiasan
amarah orang yang mengalami stress.
· Self-medication:
Merupakan pola
tingkah laku dalam menghadapi stress dimana kita menggunakan obat-obatan dan
zat adiktif dalam menyelesaikan stress yang dihadapi. Penggunaan marijuana,
heroin, shabu, morfin dan obat-obatan terlarang lain. Dari pengakuan
orang-orang yang memakai teknik ini dalam menyelesaikan masalah dan stress,
mereka akan mengalami ketenangan dan kedamaian ketika menggunakan zat adiktif
ataupun alkohol. Namun sebenarnya itu hanya sementara. Karena ketika mereka
menggunakannya secara terus menerus, malah akan menyebabkan kematian.
· Defense mechanism:
Berdasarkan
freud, ini merupakan strategi yang tidak realistis yang digunakan ego untuk
menghentikan tensi.
Nah, dari 4 ineffective coping diatas, saya adalah orang yang sering memakai
tipe withdrawal dan setelahnya agression. Jadi pada saat itu, saya sudah
berjanji dengan abang saya, bahwa kami akan berangkat kuliah bareng. Ketika ia
sedang mandi, handphonenya berdering. Refleks saya mengangkatnya dan menggedor pintu
kamar mandi untuk memberitahukan kepadanya bahwa ada yang nelpon. Namun dia
malah marah-marah dan mengatakan bahwa kalo handphone itu privasi. Saya sadar
saya salah (sekarang), namun pada saat itu saya malah kabur dan pergi deluan
naik angkot. Dan yang gak enaknya, hubungan kami setelah kejadian itu jadi
dingin. Hingga akhirnya kami sadar bahwa kami adalah kakak-adik yang saling
menyayangi dan hubungan kami berlanjut seperti sediakala.
Agresi ini saya lakukan terhadap orang di dekat saya ketika saya merasa lelah,
capek, stress memuncak dan berada dalam tekanan. Saya akan marah pada mereka
namun pada akhirnya saya malah akan menyesal dengan kelakuan saya karena telah
marah-marah gak jelas, yang sialnya agresi ini tidak mengurangi tingkat stress
saya L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar